Hipogonadisme adalah gangguan hormon yang dapat dialami oleh wanita dan pria. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan haid dan juga menyebabkan impotensi pada pria. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit hipogonadisme, yuk simak ulasan berikut ini!
Apa itu Hipogonadisme?
Melansir laman Healthline, hipogonadisme terjadi ketika kelenjar seks menghasilkan sedikit atau tidak ada hormon seks. Kelenjar ini disebut dengan gonad, yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita.
- Kenapa Sperma Bisa Encer? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Kesehatan Mental & Infertilitas: Memahami Dampak Emosional dan Strategi Menghadapinya
- Memahami Aglutinasi Sperma: Penyebab dan Dampaknya terhadap Kesuburan Pria
- Ciri-Ciri Rahim Kering yang Bisa Sebabkan Mandul, Apa Saja?
- Mengenal Apa itu Miom: Gejala, Penyebab, dan Perawatan
Fungsi dari kelenjar seks ini adalah untuk membantu mengontrol karakteristik wanita seperti payudara, perkembangan testis pada pria dan juga pertumbuhan rambut kemaluan. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam siklus haid dan produksi sperma.
Hipogonadisme juga biasa dikenal dengan defisiensi gonad, yaitu testosteron yang rendah dan andropause pada pria. Secara singkat, kondisi hipogonadisme menyebabkan gairah seks turun dan libido rendah. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena sebagian besar kasus hipogonadisme merespon dengan baik terhadap perawatan medis yang tepat.
Jenis Hipogonadisme
Di bawah ini adalah 2 jenis hipogonadisme yang perlu diketahui, yaitu hipogonadisme primer dan sekunder.
1. Hipogonadisme Primer
Jenis yang pertama adalah hipogonadisme primer, yang disebabkan oleh gangguan pada kelenjar testis maupun ovarium. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti Addison.
2. Hipogonadisme Sekunder
Jenis yang selanjutnya adalah hipogonadisme sekunder yang diakibatkan oleh gangguan pada hipotalamus (area otak yang berfungsi untuk mengontrol produksi gonad). Faktor yang dapat menyebabkan hipogonadisme ini adalah karena kekurangan gizi, radiasi, operasi, tumor maupun HIV/AIDS.
Gejala Hipogonadisme
Berikut adalah gejala hipogonadisme yang dapat dialami oleh wanita, yaitu:
- Jarang mengalami menstruasi
- Pertumbuhan payudara yang lambat atau tidak ada
- Bulu tubuh yang rontok
- Libido seks yang rendah atau tidak ada
- Keluarnya susu dari payudara
Gejala yang dapat dialami pria, antara lain:
- Bulu tubuh rontoh
- Kehilangan otot
- Berkurangnya pertumbuhan penis dan testis
- Disfungsi ereksi
- Osteoporosis
- Kemandulan
- Sulit untuk berkonsentrasi
- Kelelahan
- Dorongan seks yang rendah
Pengobatan Hipogonadisme
Untuk mengatasi hipogonadisme pria dan wanita, dapat dilakukan pengobatan antara lain;
1. Terapi Testosteron
Jika pria mengalami hipogonadisme karena kegagalan testis, maka pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan terapi testosteron. Ada beberapa manfaat dari terapi ini, yaitu untuk;
- Meningkatkan dorongan dan fungsi seksual
- Kekuatan otot
- Mengurangi risiko osteoporosis
- Meningkatkan tingkat energi
- Meningkatkan massa otot
- Meningkatkan pertumbuhan bulu wajah dan kemaluan untuk remaja pria
Tidak hanya bermanfaat untuk pria, terapi testosteron ini juga bermanfaat untuk wanita yang mengalami penurunan libido.
2. Gel
Selanjutnya adalah dengan menggunakan gel yang mengandung testosteron pada kulit bahu, lengan atas, dan perut bagian bawah.
Setelah sudah menggunakan gel, pastikan Anda tidak mandi terlebih dahulu agar kulit dapat menyerap testosteron.
3. Estrogen dan Progesteron
Untuk pengobatan hipogonadisme wanita, sebagian besar pengobatan adalah dengan meningkatkan jumlah hormon seks wanita dalam tubuh.
Hormon estrogen dan progesteron dapat membantu wanita untuk menguatkan tulang, meningkatkan libido dan untuk meningkatkan kadar kolesterol.
4. Patch Kulit
Selanjutnya adalah dengan menggunakan patch kulit yang mengandung testosteron pada tubuh di malam hari.
Patch ini perlu diganti ke bagian tubuh yang lain setiap beberapa minggu. Bagian tubuh yang dapat ditempelkan patch antara lain lengan atas, perut dan juga paha.
Itulah pembahasan kali ini mengenai pengertian, gejala dan pengobatan hipogonadisme. Jika Anda mengalami beberapa gejala hipogonadisme seperti di atas, pastikan Anda segera konsultasi bersama dokter untuk diagnosa lebih lanjut. Semoga bermanfaat ya!